Fokuslah… Mari Kita Bangkit!

by firdausbambang

Saya berpikir sedikit gamang… Terus terang, ini tidak mudah, ini bukanlah sesuatu yang sederhana. Ini very very big ”sesuatu banget”. Yang akan menjadi langkah penentu keberhasilan top management dan jajarannya di mata pekerja dan Stakeholder. Yang menjadi impian Perusahaan tercinta ini, yaitu target besar menjadikan perusahaan ini to be WC-NEC pada 2023 nanti.

Saya hanya mencoba mencari tahu kepada segelintir orang. Cukup lumayan. Diantara sekian orang, masih ada yang memiliki harapan optimis dengan mengatakan ”kita bisa meraihnya”. Ini adalah modal dasar bagi manajemen untuk terus menggelindingkan mereka menjadi bola salju yang semakin besar. Berikan bukti bagi yang lain untuk penguatan, giring mind-set mereka sehingga mau menggelinding dan menambah kekuatan untuk meraih target besar tersebut.

Fokus target yang saya maksud disini adalah menggapai Visi dan Misi Pertamina. Bagaimana nanti 10 tahun ke depan kita bisa sejajar dengan pemain-pemain tangguh energi (dulu minyak) di dunia. Sejajar dengan Petronas, Petrochina, CNOOC, Shell, Chevron, BP, dan banyak lainnya. Apakah ini impian yang realistis…?!

Kita sadari memang masih banyak masalah. Dan kita jangan hanya terjebak dan berkubang dengan lumpur masalah. Kalau kita kembalikan dalam konsep kehidupan, rasanya tidak ada kehidupan ini tanpa masalah. Banyak diantara kita menganggap masalah adalah momok. Tapi jika kita mau melihat sisi lain dari suatu masalah kita bisa mendapatkan pelajaran baru dalam hidup ini. Masalah memberikan kita pengalaman yang belum tentu orang lain dapatkan. Kita bisa menjadi lebih dewasa dan kuat dalam menjalani hidup ini. Banyak perusahaan sukses karena mereka mampu menjadikan masalah sebagai tantangan ”energizer”.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses kita semua. Tanpa masalah, kita tak layak memasuki lorong keberhasilan. Bahkan hidup inipun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Jadi… masalah itu perlu ada. Kita bisa bangga karena kita punya masalah. Katanya masih banyak terjadi lossess (atau sebagian pekerja lebih suka menyebutnya pencurian) dimana-mana. In-efisiensi yang juga masih lumayan, seperti ”mark-up atau kemahalan dalam pengadaan, biaya operasional yang masih tinggi, rapat membahas masalah-masalah sederhana di hotel-hotel berbintang, overhead yang cukup membebani, perjalanan yang tidak memberikan benefit, dan banyak lagi lainnya”. Cost conciousness kita masih rendah.

Ada lagi ungkapan menarik dari seorang kawan. Katanya ”procurement (pengadaan) harus menjadi sumber keuntungan, bukan hanya menjadi sumber biaya”.

Katanya ada piutang yang macet (kredit macet) dalam salah satu anak perusahaan. ”Jumlahnya sangat besar lho” kata yang satunya lagi. Bisa jadi ada lagi ditempat lainnya. Ada yang bilang, ”kita paling bisa jualan, barang habis tapi duitnya ndak nampak”.

Katanya kita sukses dalam mendapatkan global bond ”hutangan” dari luar. Namun ini bisa menjadi bom waktu yang dapat memporak porandakan keuangan perusahaan jika pengelolaannya tidak benar. Bisa jadi ini merupakan hidup matinya Pertamina ke depan. Ini akan jadi beban berat generasi penerus jika Manajemen gagal meraih benefit dari sini.

Katanya M&A kita belum membuahkan hasil sesuai harapan. Padahal ini adalah tumpuan masa depan untuk membuat perusahaan menjadi ”giant” profitnya.

Katanya beberapa project investasi kita tidak memberikan return dan benefit sesuai prospektif bisnis yang diharapkan pada saat project di-design awal.

Katanya masih banyak ketidak percayaan yang tumbuh di benak pekerja terhadap pimpinannya. Jika ini benar, ini sangat-sangat mendasar. Ini memrihatinkan…

Dan mungkin masih banyak lagi masalah lainnya…

Jika kita sadar itu masalah. Mari kita balik semua kenyataan tersebut. Jadikan itu sebagai tantangan dan peluang guna meraih rupiah/dolar ”margin demi margin dari situ”. Keseriusan kita semua sangat dituntut disini. Jangan sampai kita kalah dengan yang ditulis oleh Menteri Dahlan Iskan dibeberapa media. Menurut beliau sudah cukup banyak kerjasama antar BUMN yang berhasil dengan merealisasikan sinergi kekuatan yang dimilikinya. Sekarang… bagaimana sinergi internal kita?!

Kuncinya adalah bagaimana kita mengelola (manage) dan menyelesaikan itu semua. Tidak kaku dengan ego yang selalu kita pertuhankan dalam bentuk KPI. Tidak ngotot dengan silo silo yang membelenggu dan menjadikan kita sombong. Yang akhirnya membuat kita menjadi rapuh dan tidak peduli satu sama lain. TINGGALKAN ITU SEMUA, bangkitlah… berbenahlah…

Mari kita tingkatkan koordinasi, matangkan perencanaan, cermat dalam eksekusi dan handal dalam operasional. Tone at the Top (ToT) dibutuhkan disini.

Penutup

Kita ingin 100 tahun lagi Pertamina masih berdiri kokoh. Untuk itu, kita tidak bisa hanya duduk diam…  bermimpi… bengong dan bermimpi. Tindakan tepat adalah hal utama yang harus kita lakukan.

Ingat… Setiap cerita sukses perusahaan-perusahaan yang berhasil, dibelakangnya selalu ada peran kunci para pemimpin tangguh. Selalu ada keberanian yang visioner dari para leader dan dengan hasil yang nyata. Selalu ada ide-ide brilian yang dilahirkan dari pemikiran cerdas namun bijak. Tidak ada arogansi yang memerankan keangkuhan dan kekuasaan picik. Tidak hanya sekedar mengejar penghargaan (eward-aword saja) yang bersifat semu dan menina bobokan kita semua. Orang Jepang bilang ”Belanda masih jauh”, he he he…

Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, hadirkan folower-folower yang berkarakter dan berintegritas untuk mengawal ini semua. Para leader jangan alergi dengan mereka. Gunakan mereka dan mereka akan loyal membela Perusahaan.

Semangat dan trust harus dibangun. Integritas, morale dan kepedulian harus terus dibangkitkan. Role model tidak hanya terucap dan meloncat dari lidah-lidah yang emoh bertanggung jawab. Sekali lagi trust harus kita jajakan diwarung-warung kejujuran (jujurlah dimanapun dan disetiap kesempatan).

FOKUSLAH membangun dan membela perusahaan ini. MARI KITA BERBENAH… MARI KITA BANGKIT… mengejar Visi yang katanya ”mission imposible”. (* penulis saat ini sedang menyelesaikan program Magister Hukum)

You may also like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: