”SPI itu dulu kesannya sebagai tempat orang buangan”, kata pak Sugiharto ‘Komut’ untuk kesekian kalinya. Hal itu diucapkan oleh beliau saat acara Workshop ”to be World Class Internal Audit” pada 11 Oktober 2012 yang lalu di-lantai M Kantor Pusat.
Padahal kita para Auditor sudah mulai berevolusi sejak 2003 dan puncaknya kita lakukan sejak 2010 kemarin. Kita memiliki banyak tenaga-tenaga muda yang sangat capable saat ini. Tapi kita tidak bisa paksakan maunya kita, ada orang lain yang menilai, he he he…
Sulit membayangkan menjadi orang buangan. ”Buangan kan sampah pak?” kata beberapa Pekerja muda. Hmmm… geli saya mendengarnya. Tidak sulit bagi saya menjelaskan, tapi kebetulan saya lagi malas untuk menanggapinya saat itu. Butuh waktu, pemahaman dan kedewasaan menurut saya, sehingga tidak menimbulkan emosi dan demotivasi bagi yang tidak mengerti maksudnya. Kasihan mereka mendengar kenyataan tersebut. Sekarang saatnya ini perlu dijelaskan.
Berkali-kali Komisaris Utama selaku Komite Audit menyebutkan hal itu pada saat beliau memberikan arahan. Dan itu dipertegas lagi oleh ibu Dirut saat penutupan acara tersebut. Saya sangat paham, beliau-beliau punya maksud baik ”bahkan sangat baik”. Beliau ingin membangkitkan semangat para Auditor ”SPI atau Internal Audit” mengingat sejarah yang dialami oleh pendahulu saat itu. Kenyataan kelam dan opini negatif terlanjur terbentuk. Saya hanya berharap mereka paham dan tidak berkecil hati. Tapi justru harusnya mereka balik opini tersebut, mereka jadikan cambuk seperti apa yang saya rasakan setiap kali mendengar kalimat itu diucapkan.
Bangkitlah para Auditor… Buktikan bahwa stigma itu tidak benar. Dan kita sudah buktikan dalam banyak hal dan banyak pekerjaan. Namun mungkin masih banyak pihak memerlukan bukti yang lebih lagi. Jangan berkecil hati. Memang tugas kita semua untuk terus dan selalu memberikan yang terbaik bagi Perusahaan. Jangan pernah merasa puas. Selalulah merasa kurang seolah banyak yang belum kita perbuat bagi Perusahaan ini. Perusahaan ini sangat membutuhkan Auditor yang profesional dan berintegritas.
Sadari… Komisaris dan BOD punya ekspektasi tinggi terhadap kita ”Internal Audit”. Wajar kekhawatiran masa lalu itu mereka munculkan. Tugas beliau-beliau sangat berat. Diantaranya adalah melakukan control terhadap apa yang sudah direncanakan, meng-organize-nya dan melakukan (eksekusi) untuk mengejar target-target yang sudah ditetapkan (Visi & Misi) sehingga Perusahaan tetap survive & grow. Sebagai ahlinya dalam hal pengawasan, mereka berharap SPI/IA dapat melakukannya secara baik. Mereka ingin SPI/IA piawai menjalankan peran assurance-nya. Sehingga setiap angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan dan saat mereka menandatanganinya, beliau confident karena SPI/IA sudah menjalankan perannya secara baik. Sementara peran consulting seyogyanya juga dapat diperankan secara baik untuk mengawal proses bisnis yang berjalan.
Dalam bentuk hubungan antara induk (holding) dengan anak, Komut sendiri secara tegas menyampaikan bahwa SPI induk perusahaan harus mampu mengawal kebijakan induk perusahaan di Anak Perusahaan (AP) melalui koordinasi dan pengawasan terhadap SPI di AP. Kebijakan induk perusahaan lanjut beliau lagi harus bisa menetes sampai ke bawah (maksudnya AP) sehingga ada arah yang jelas bagi Pertamina menuju Visi yang ingin dicapai. AP harus berada dalam control induk perusahaan dan searah dengan kebijakan induk perusahaan. Tidak boleh ada ”raja-raja kecil” di AP yang seakan-akan berdiri sendiri dalam suatu wilayah yang asing dari induknya.
Menurut Komut lagi, ”Pekerja di SPI merupakan pekerja yang unik dan beruntung karena memiliki spektrum pengetahuan yang luas terhadap proses bisnis anak perusahaan”. Ini memiliki makna yang sangat mendalam. Seluruh Auditor dan elemen yang ada di Internal Audit harus bisa mensikapi challenging ini. Ini moment untuk menghilangkan stigma ”buangan” yang sering kita dengar. Internal Audit harus mampu menunjukan performanya. Tidak bisa kita hanya bagaikan pungguk merindukan bulan. Kita harus buktikan itu. Kuasai proses bisnis. Uji setiap risiko serta nilai kecukupan dan efektivitas controlnya. Berikan rekomendasi yang membumi. Jangan hanya indah pada kalimat tapi sulit diimplementasikan.
Di benak saya kita jangan berhenti hanya sampai ditataran memberikan value added bagi manajemen. Para Auditor sering saya challenge, jika perlu dengan kemampuan penguasaan banyak proses bisnis Auditor, kita bisa ciptakan value creation bagi Unit-Unit Bisnis yang kita evaluasi sehingga dapat meningkatkan revenue dan margin Perusahaan.
Sementara ibu Dirut sempat menyatakan bahwa kita ”Pertamina” ini besar lho. Kita beda dengan Telkom, Mandiri bahkan PLN. Beliau memberikan penegasan ”SPI Pertamina tidak boleh disamakan dengan SPI BUMN lainnya, melainkan harus disamakan dengan perusahaan NOC lain diwilayah Asia” bahkan bisa jadi dunia.
SPI bukan tempat buangan dan tidak mustahil suatu saat muncul pemimpin handal di Pertamina yang berasal dari SPI lanjut beliau lagi. Kembali ini challenging lagi bagi para Auditor.
Ini sesuatu yang sangat meng-inspirasi kita semua. Sekarang tinggal jawaban dari Internal Audit, mampukah kita ”para Auditor” menjawab semua tantangan tersebut…???
Penutup
Workshop tersebut ditutup dengan penandatanganan Piagam Kesepakatan antara Dirut dengan seluruh Direksi AP terkait koordinasi yang akan dilakukan dalam pengelolaan/pelaksanaan audit. Apa yang dikhawatirkan oleh Komisaris Utama dan BOD seperti yang mereka nukil dari ucapan Meneg. BUMN terkait tidak terkontrolnya AP – AP yang ada di BUMN ”khususnya Pertamina”, mudah-mudahan dapat kita mitigasi melalui koordinasi ini.
Sekaranglah saatnya SPI/IA membuktikan peran pengawalannya ”assurance & consulting” terkait bisnis Pertamina secara menyeluruh yang mencakup sampai AP. ”Holding & AP” harus mampu berkoordinasi dengan baik, dan kitalah yang harus menjadi aktor utamanya.
Jika kita (SPI) mampu mendapatkan pengakuan tersebut, secara perlahan stigma buangan yang membuat kita jengah mendengarnya, bisa kita geser menjadi ”ANDALAN”. ”SPI/IA adalah andalan kita di Perusahaan ini dalam mengejar Visi & Misi kita” kata Manajemen suatu saat. Ayo kawan ”para Auditor”, mari kita realisasikan harapan mulia tersebut. Yaaa… kita harus mampu merubahnya ”from BUANGAN become ANDALAN…”.
Kita harus realisasikan Internal Audit sebagai kawah candradimuka untuk mencetak pemimpin-pemimpin yang handal di Perusahaan. Dengan pernah menjadi bagian dari Internal Audit, para pemimpin tersebut menjadi lebih komplit ilmu kanuragannya (bahasa pendekar dulu). Jadi disamping memiliki Visi memajukan perusahaan to be WC-NOC/NEC, dengan terobosan-terobosan bisnis yang diciptakan, para pemimpin tersebut diharapkan memiliki awareness yang tinggi akan Governance – Risk & Control (GRC) “embedded dalam diri mereka”.
Bravo Komisaris… bravo BOD PT Pertamina (Persero) dan seluruh Direksi AP yang hadir… bravo CAE dan semua Panitia… bravo seluruh Auditor… semoga niat baik ini membuat ringan dan memudahkan langkah kita semua dalam menjadikan SPI/IA menjadi andalan Manajemen & seluruh stakeholder-nya…