Pengantar redaksi :
Pertamina Internal Audit (PIA) selalu berupaya maksimal menjalankan perannya sebagai fungsi Enabler melalui aktualisasi 4 peran PIA assurance provider, problem solver, insight generator dan trusted advisor di seluruh lini bisnis perusahaan, terutama dalam pengelolaan proses bisnis downstream. Berikut penjelasan dari Vice President Downstream Internal Audit Firdaus Bambang Saputra mengenai upaya yang dilakukan fungsinya dalam mengawal target kinerja downstream yang telah diamanatkan manajemen agar sesuai dengan aturan Good Corporate Governance.
Mohon dijelaskan bagaimana Pertamina Internal Audit (PIA) menjalankan perannya dalam proses bisnis downstream Pertamina, khususnya sebagai insight generator dan trusted advisor? Tugas atau peran utama dari Internal Audit itu adalah mengawal bagaimana proses pencapaian target dari perusahan bisa berjalan dengan baik, dimana hal yang menjadi fokus kami adalah meyakinkan dari aspek Governance, Risk and Control (GRC) nya. Fungsi PIA membantu memastikan bagaimana secara internal kontrol dan sisi compliance seluruh tahapan proses telah sesuai, dan dijalankan dengan baik.
Terkait dengan insight generator dan trusted advisor, apabila kita bicara dari aspek insight generator artinya fungsi PIA kapan saja bisa melakukan penugasan/pengawalan, baik diminta ataupun tidak diminta (proaktif) oleh business owner. Sedangkan terkait dengan trusted advisor kami lebih bersikap pasif, sama halnya seperti seorang dokter/konsultan, bekerja setelah ada pasien yang datang untuk berobat atau berkonsultasi, sehingga permasalahannya dapat segera diatasi.
Hal-hal yang berkaitan dengan insight generator dan trusted advisor memang menjadi salah satu peran kami yang harus kami lakukan dalam rangka mengawal proses bisnis perusahaan agar bisa berjalan dengan baik. Termasuk didalamnya target-target yang sudah dicanangkan oleh Direksi dan tim manajemen Pertamina, sehingga tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan GCG atau dapat menimbulkan kerugian, termasuk potensi fraud dan lain sebagainya.
Dengan kompleksnya bisnis downstream tersebut, apa tantangan terbesar yang dihadapi fungsi PIA dalam menjalankan peran tersebut? Apa solusinya? Kalau kita lihat dari aspek downstream yang memiliki karakteristik bisnis yang agile, satu hal yang menjadi tantangan bagi fungsi PIA yaitu adalah kami harus mempunyai SDM yang benar-benar memiliki kapabilitas dan kualifikasi yang mumpuni (paham proses bisnis dan metodologi audit), baik dari aspek kompetensi maupun pemenuhan jumlah SDM yang ada. Jika dua hal ini dapat ditingkatkan, kami yakin akan mampu secara maksimal mengawal dan menghadapi tantangan ke depan yang semakin dinamis dan berat. Kemampuan SDM terus kami tingkatkan agar para Auditor kami kompeten dan profesional, sehingga setiap rekomendasi yang kita berikan dapat menjadi added value bagi Manajemen.
Sebagai Fungsi Enabler, apakah ada target riil yang ditetapkan oleh top manajemen kepada Fungsi PIA ketika menjalankan perannya dalam proses bisnis downstream Pertamina? Tentunya ada, dimana Manajemen berharap kami ikut mengawal dan mendorong pencapaian target yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam memenuhi target-target tersebut, kami di Fungsi PIA menjadikan tiga peran lainnya yaitu insight generator, trusted advisor dan problem solver sebagai acuan atau daya dorong fungsi Enabler.
Kami diminta untuk dapat berperan dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya Good Corporate Governance (GCG), termasuk compliance terhadap semua kegiatan baik yang sifatnya operasional ataupun kebijakan- kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen. Sehingga jika terdapat hal-hal yang kurang pas atau berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kelang- sungan bisnis perusahaan ke depannya, segera kita ketahui dan bantu berikan mitigasinya guna mengurangi atau meminimalisasi dampak yang berpotensi timbul.
Bagaimana Internal Audit merealisasikan target tersebut? Untuk merealisasikan target tersebut, sebelum pergantian tahun kami dari fungsi PIA biasanya melaksanakan Raker/Rakor dalam rangka menyusun program kerja pemeriksaan tahunan atau Annual Audit Plan (AAP). Dalam penyusunan program kerja tersebut, fungsi PIA akan mencermati risiko-risiko bisnis terbesar apa saja yang ada di Pertamina (top corporate risk) dan akan dijadikan sebagai salah satu acuan pada waktu kita membuat AAP. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah hal-hal yang menjadi concern manajemen, terkait dengan perkembangan bisnis perusahaan kedepan.
Termasuk hasil audit sebelumnya juga menjadi salah satu pertimbangan dalam penyusunan AAP, terutama temuan-temuan yang sifatnya berulang dan signifikan dampaknya juga akan menjadi concern kami. Hal ini kami cermati kembali, untuk melihat sudah sejauh mana efektivitas kontrol yang dilakukan manajemen guna memperbaiki proses bisnis yang sudah direkomendasikan sehingga improvement yang diharapkan memang betul-betul diimplementasikan dan terjaga dengan baik.
Disamping tersebut, kami juga melakukan sebuah gerakan yang dilaksanakan secara rutin, melalui kegiatan consulting day yang dilakukan setiap minggu kedua setiap bulan. Selain itu, bersama Chief Audit Executive (CAE) setiap tiga bulan sekali kami mendatangi Direksi dalam rangka roadshow, termasuk ke anak-anak perusahaan ketika ada pergantian Direksi di anak perusahaan. Kegiatan roadshow tersebut kami lakukan dalam rangka alignment dan memberikan insight sehingga apa yang pernah menjadi permasalahan di tempat mereka diharapkan tidak terjadi lagi ke depannya.
Gerakan lainnya adalah dengan melakukan anti fraud action, yang merupakan sinergi antara rekan-rekan di fungsi Investigation IA & WBS dengan berbagai fungsi di downstream. Apa yang kami lakukan adalah memberikan penjelasan kepada fungsi–fungsi yang menurut kami masih banyak titik lemahnya (rawan fraud) yang bisa berakibat terjadinya pelanggaran, tindakan penyelewengan dan lain sebagainya. Sehingga muncul awareness dari setiap pekerja.
Apa harapan Bapak kepada insan downstream Pertamina dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan ke depannya? Kami berharap kepada risk owner agar seluruh aspek yang pernah kita berikan sebagai masukan/rekomendasi dan hal-hal yang sifatnya improvement dapat diimplementasikan, dimantain dan terus ditingkatkan secara berkesinambungan. Hal tersebut tentunya bisa dilakukan jika ada konsistensi dan komitmen mulai dari jajaran Direksi/manejemen hingga ke level terbawah. Dengan demikian, kedepan harapannya tidak ada temuan berulang yang mengarah pada tindakan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Untuk teman-teman Auditor di fungsi PIA, kami juga berharap untuk menjaga integritas dan terus meningkatkan kapabilitasnya dalam menjalankan perannya. Tidak kalah pentingnya aspek independesi dan objektivitas juga harus betul-betul ditunjukkan oleh para auditor sehingga Fungsi PIA secara riil mampu berperan sebagai trusted advisor dan insight generator kepada manajemen, baik di lingkungan Pertamina Korporat maupun Anak Perusahaan.