Kedudukan, jabatan dan kepercayaan sebagai Manajemen “Pimpinan” merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab itu mutlak pada setiap jabatan. Pimpinan atau Manajemen tidak bisa lepas tangan dari tanggung jawabnya. Semakin tinggi suatu jabatan, pastinya semakin besar pula tanggung jawabnya. Seorang SVP (Senior Vice President) tentunya tidak sama tanggung jawabnya dengan seorang Asisten Manager. Apalagi seorang Direksi.
Salah satu tanggung jawab seorang pimpinan terletak pada lidahnya. Sepotong daging lembut yang berada di bawah hidung, di dalam mulut dan diantara gigi. Lembut dan kecil seolah tidak memiliki tenaga, namun memiliki kekuatan besar. Yang mampu menggiring pola pikir seseorang dan merubah sebuah arah organisasi. Jika tidak digunakan dengan baik dapat memutarbalikkan fakta, berselimutkan kebohongan, berakibat menimbulkan masalah besar, mematikan motivasi, bahkan bisa menjungkirbalikkan dunia hehehe… 😅
Dalam era transformasi “perubahan organisasi” dan dengan menggulirkan nilai-nilai baru (new values & perilaku-perilaku utama) merupakan sesuatu yang sangat bagus dan luar biasa. Lidah punya peranan besar disini dalam menginduksi pikiran banyak orang. Jika digunakan dengan tepat, tentunya akan memberikan hasil yang efektif dan produktif. Namun jika sebaliknya akan menjadi boomerang bagi organisasi. Citra Manajemen akan runtuh dan mereka akan di cap OmDo alias Cuma ngecap doank. Sedikit yang diucapkan tapi besar dampaknya jika itu keluar dari mulut seorang pimpinan. Saat seorang pimpinan mampu menselaraskan antara ucapan dengan perilaku/tindakan serta berhasil membuktikannya, tentunya akan dapat berperan optimal didalam menggelindingkan perubahan yang sedang terjadi sekarang.
“Terlalu banyak janji yang diumbar”, kata seorang kawan. “Wah bagus itu, semoga mereka bisa istiqomah”, timpal yang lain. Yap… saya setuju dengan respon spontan tersebut. Harus diakui apa yang disampaikan dan dijanjikan itu semuanya baik, bagus dan memberikan semangat baru. Komitmen, konsistensi serta kesadaran dari pimpinan itu yang kita butuhkan sekarang. Kalau mau jujur, itu yang sering hilang dari banyak pimpinan. Seolah mereka punya keyakinan bahwa orang-orang akan melupakan apa yang pernah diucapkan dan dijanjikan. Sehingga gagalpun bukan menjadi masalah. Toh jabatan masih tetap aman. Atau sudah tidak menjabat lagi nantinya. Boro-boro memikirkan dosa, semuanya dianggap halal hehehe… “Itu yang sering ada dibenak mereka”, ucap yang lainnya lagi.
Banyak dari kita punya pengalaman kurang baik dimasa lalu terkait perubahan. Katakanlah misalnya bicara transformasi, restrukturisasi, building corporate culture dlsb. Di awal semuanya seolah bagus dengan janji-janji yang indah. Bahkan lengkap dengan pelatihannya. Pastinya juga dengan biaya yang tidak murah dalam melakukan ini. Harapannya dengan berjalannya waktu, semua orang bisa memetik buah ranum dari semua yg ditanam (dilakukan). Tapi apa yang terjadi. Yang dipetik malah buah ketidakpercayaan. Ini masalah besar. Sangat berbahaya dan akan sangat sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu lagi. Terlebih mereka yang tadinya sudah sangat trust dan berharap banyak dari program ini.
Motivasi dari Pimpinan sangat kita butuhkan saat ini. Tapi jangan sampai ada dusta didalamnya “sesuatu yang jelek dan berbahaya bagi organisasi sengaja dikaburkan bahkan ditutupi”. Dipoles dengan berbagai jargon yang manis manis. Karena ini akan menjerumuskan Perusahaan ke dalam jurang kehancuran. Jangankan menjadi world class energy company (WCEC) atau masuk dalam 100 besar fortune global pada 2026, malah nama besar Pertamina bisa hilang dari peredaran. Semoga Manajemen menyadari hal itu. Pertanggung jawabannya tidak hanya kepada seluruh Pekerja. Tapi juga kepada masyarakat dan bangsa ini. Waktulah yang akan membuktikan semuanya.
Ucapan yang dipikirkan secara matang dapat digunakan sebagai alat yang efektif terhadap pekerja, terutama untuk menanamkan nilai-nilai baru yang dibentuk perusahaan dalam rangka transformasi Perusahaan. Namun ucapan saja tidak cukup untuk menanamkan nilai atau mempengaruhi semangat pekerja. Pimpinan yang baik harusnya juga mempertontonkan sikap nyata dalam tindakannya setiap waktu. Sering kali Manajemen tidak menyadari bahwa segala tindakan dan kata-kata menimbulkan pengaruh luar biasa bagi semangat kerja.
Dengan lidah, Manajemen bisa melakukan dan mendorong banyak hal. Dengan lidah mereka dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif, sekaligus menanamkan nilai-nilai perubahan disamping harus juga menyesuaikan dengan tindakan nyata. Dibutuhkan perilaku yang penuh integritas dari para Pimpinan.
Teringat sebuah syair, “🎼🎤Memang lidah tak bertulang – tak berbekas kata-kata… lain dibibir lain dihati…”. (fbs – 20 Agts 2020)
—-o$1Muharam1442H$o—-
1 comment
[…] adalah Role Model, jangan sampai terjadi gambaran Pimpinan seperti pada tulisan sebelumnya (red. Lidah dan Manajemen). Fungsi Legal selalu bilang kesepakatan merupakan UU bagi para pihak. Dan tentunya kita semua juga […]