Perusahaan ini bukan baru setahun, lima tahun atau sepuluh tahun yang lalu didirikan. Tapi sudah berumur 56 tahun. Dan sampai saat ini Perusahaan kita masih disebut sebagai penyumbang devisa terbesar buat Negara. Sebagai penopang APBN. Walaupun secara perlahan mulai bergeser menjadi “penguras devisa” karena kebutuhan dolarnya memang sangat besar untuk pemenuhan BBM domestik.
Lalu lintas pergerakan duit pada dunia migas sangat luar biasa. Dimana pintu gerbang masuknya yang terbesar adalah dari pelabuhan. Baik itu dari kegiatan serah terima Minyak Mentah (crude) maupun kegiatan supply & distribusi BBM, BBK dan NBBM.
Namun mungkin banyak yang tidak tahu, di pintu gerbang “tempat keluar masuknya uang ini” ada titik lemah yang mendasar. Yaitu pada orang-orang yang ada di garda depan atau dikenal sebagai Loading Master (LM) dan Discharging Master (DM).
Cukup banyak ditemukan kelemahan pada orang-orang ini, a.l :
- LM/DM cukup sering tidak menjalankan tugasnya dengan baik, seperti pada saat mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kapal datang atau mengecheck peralatan dan kapal saat dilakukannya bongkar muat, dilakukan pengukuran serta perhitungan, dlsb.
- Cukup banyak LM/DM yang tidak tahu apa tugas dan tanggung jawabnya di lapangan, seperti pengawasan pada kualitas crude dan BBM yang diserah terimakan, menghitung volume minyak yang diserah-terimakan, melakukan pemeriksaan terhadap kecukupan segel yang dipasang di kapal, tindakan yang harus dilakukan saat terjadi losses yang melebihi batas toleransi, dlsb.
- LM/DM banyak yang tidak tahu anatomi kapal dan piping system yang ada di darat.
- Cukup banyak LM/DM tidak dapat melakukan komunikasi secara baik dengan pihak/kapal asing pada saat timbul dispute pada muatan.
Kelemahan-kelemahan ini jika ditelusuri lebih jauh lagi sangat diketahui oleh pihak kapal sehingga memudahkan mereka untuk melakukan tindakan fraud (atau membodohi kita) terhadap muatan yang akan mereka serahkan atau mereka ambil. Atau justru mungkin orang dalam sendiri yang memanfaatkan kelemahan yang ada ini. Kekurangan ini cukup disadari oleh Manajemen, namun concerning akan hal ini dirasakan masih belum serius. Upaya peningkatan performa LM/DM dan supervisi yang dilakukan pun juga dirasakan kurang.
Padahal nilai transaksi yang terjadi dan harus dikawal oleh LM/DM bukan hanya miliaran, bahkan trilyunan rupiah. Disatu sisi fantastis untuk sebuah nilai bisnis, tapi disisi lain sangat menyedihkan, karena bisa jadi banyak barang “uang” yang hilang dan/atau diperjual-belikan secara gelap disini.
Perlu rasanya jika kita pahami secara bersama, bahwa sebutan dan tugas LM/DM ini sangatlah strategis. Penulis mengibaratkan a.l :
- LM/DM ini layak disebut sebagai wakil Owner, karena di tangan merekalah terjadinya transaksi yang nilainya sangat sangat luar biasa. Semua tanggung jawab berkaitan dengan barang yang diterima atau diserahkan ada pada mereka.
- LM/DM ini haruslah seseorang yang dapat bertindak sebagai Good Operator. Artinya dia harus memahami anatomi semua kegiatan operasi di darat yang berhubungan untuk pemuatan dan penyaluran, termasuk juga harus mengetahui anatomi kapal. Karena jika LM/DM ini tidak memiliki kemampuan seperti itu akan sangat banyak sekali terjadi kesalahan dan/atau banyak sekali terjadi pembodohan terhadap mereka yang berdampak terhadap berkurangnya nilai barang/uang yang diserah-terimakan.
- LM/DM ini harus mampu menjadi Good Negosiator yang baik. Karena jika terjadi ketidak sesuaian di lapangan, dia harus mampu melakukan negosiasi terhadap pihak kapal serta mencarikan jalan keluar dan melakukan tindakan dengan segera.
Memperhatikan makna seorang LM/DM di atas, ternyata sangatlah berarti. Tapi ironisnya, perhatian dan treatment yang dilakukan terhadap mereka belumlah seimbang. Harga mereka juga sampai saat ini belum dinilai sepadan. Bahkan sering kali mereka yang sulit dicarikan tempat/posisi “buangan” digiring untuk menjadi LM/DM.
Jadi mungkin… sangatlah wajar jika banyak kita temukan kelemahan pada mereka. Dan jangan heran jika banyak kasus pencurian minyak dan losses terjadi disini.
Mencermati risiko yang sangat besar tersebut, sebagai mitigasi dan alternative solusi terhadap ketidak sesuaian tersebut dapat dilakukan beberapa hal sbb :
- Manajemen harus mampu menetapkan kualifikasi seorang Loading Master / Discharging Master dan lakukan program sertifikasi terhadap mereka. Mereka harus kompeten dan merupakan orang-orang pilihan. Ini harga mati karena gerbang keluar masuknya duit ada pada mereka. Tidak hanya masalah duit semata, termasuk juga reputasi Perusahaan ada ditangan mereka sehingga tudingan in-efisiensi kepada Perusahaan bisa sedikit ditepis.
Loading Master (LM & DM) harus diberdayakan sehingga memiliki kompetensi sesuai tugas, peran dan tanggung jawabnya, sehingga tindakan memanfaatkan kelemahan LM/DM oleh pihak kapal dan oknum lainnya di lapangan tidak terjadi.
- Dengan memperhatikan begitu besarnya tugas dan tanggung jawab Loading Master, keberadaan dan kedudukannya didalam organisasi harus betul-betul ditempatkan pada posisi yang tepat dan dihargai secara wajar serta dengan tuntutan kompetensi dan kriteria yang jelas.
Dengan penghargaan yang memadai serta penetapan tugas dan tanggung jawab yang jelas, jika seandainya terjadi ketidak sesuaian di lapangan “seperti LM/DM melacurkan jabatannya” tidak ada kata ampun. Harus ada konsekuensi yang tegas kepada yang mereka.
- Pada tataran yang lebih tinggi, LM/DM dapat juga digiring untuk dapat menjadi Oil Inspector yang dapat di-set-up dengan cara melalui pendidikan berkelanjutan (CPD “Continuous Program Development“). Ini harus menjadi pemikiran Manajemen dalam rangka meningkatkan kompetensi LM/DM dan menyelamatkan transaksi yang nilainya tidak sedikit.
- Berikutnya untuk membantu kelancaran tugas LM/DM tentunya harus didukung dengan peralatan dan instrumentasi dilapangan yang berfungsi dengan baik.
Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah masalah integritas. Ini sesuatu yang tidak bisa ditawar dan harus menjadi modal utama dari seorang LM/DM. Ketegasan dan dukungan Manajemen harus jelas terlihat disini. Tidak sekedar melakukan himbauan atau membuat kebijakan agar mereka dapat bekerja secara baik, tapi beliau-beliau “Manajemen” juga harus mampu menjadi role model “panutan”. Jangan sampai pada saat LM/DM bersikap tegas terhadap kapal yang lossess-nya besar atau kualitasnya off-spec, tidak didukung “malah justru dimarah”. Apalagi jika timbul kesan adanya Pejabat yang mem-bekingi kapal, atau adanya isu “terdapat share kepemilikan kapal atau muatan oleh pejabat tertentu” dimana tidak hanya muatan yang menjadi masalah, tapi juga ongkos angkutnya yang tidak wajar “merugikan Perusahaan”.
Jika kebocoran (& in-efisiensi) ini dapat diselamatkan, rasanya keuntungan Perusahaan juga dapat ditingkatkan. Ayo Loading Master (LM/DM), bangkitlah… Kita selamatkan Perusahaan ini. Semoga… (* penulis saat ini sedang menyelesaikan program Magister Hukum)
5 comments
do something more clear especially the personnel in charge while custody transfer shore and ship management
setuju sekali sama pandapat bapak….
perusahaannya dimana pak saya mw gabung dong pak sebagai LM/DM.., saya skrng berkerja sebagai seorang LM di sebuah perusahaan Kelapa Sawit. ingin sekali menjadi LM di Oil and Gas Industry..
terima kasih pak, saya ingin lebih banyak lagi info atau pengetahuan mengenai LM/DM,mohon dapat dishare, terima kasih.
Very good writing Sir..