Pesan Mendalam Kepala PPATK

by firdausbambang
Kepala PPATK di Internal Audit Pertamina

(Oleh : Firdaus Bambang Saputra, QIA, CFE, CRMP – Investigation Internal Audit)

Sosok yang bersahaja dan lembut hadir ditengah insan Internal Audit pada tanggal 5 April 2013 lalu. Santun dalam berbicara. Dialah Kepala PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) ”Dr. Muhammad Yusuf (MY)”. Kesan tegas jelas terlihat. Tidak tergambarkan sedikitpun sesuatu yang menakutkan dari pribadinya. Namun entah bagi mereka yang punya sesuatu ”harta” yang tidak wajar dan tidak berkenan diketahui asal usulnya oleh publik. Institusi yang beliau pimpin memang ahli dibidang ini. Ahli dalam menganalisa transaksi keuangan yang tidak wajar.

Miris mendengarkan potret buram kemiskinan dan realitas kehidupan masyarakat pinggiran yang disampaikan oleh beliau. Gambaran ini terasa membalik akal sehat kita yang mengetahui betapa kaya sebetulnya negeri ini. Namun kenapa masyarakatnya masih sangat banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Sementara disatu sisi, segelintir orang dapat bermewah ria menikmati aset ”harta” dari sumber yang gelap.

”Tingkat korupsi yang tinggi membuat bangsa ini terpuruk dalam jurang kemiskinan” lanjut beliau lagi. Korupsi bukan lagi bagaikan anak kemarin sore. Dia sudah tumbuh besar dan tidak pemalu lagi. Dia sudah berani terang-terangan dan self confident-nya amatlah tinggi. Bahkan para pelakunya mendapat tempat terhormat ditengah masyarakat.

Saya sempat membaca di-web korupedia.org seperti berikut “sikap dan perilaku koruptor memang sangat keterlaluan dan begitu memuakkan. Bahkan hebatnya, para pencuri dan penjarah itu acap berbangga diri, muncul dan bicara di berbagai media. Mereka tak malu tampil di radio, koran dan televisi, mempermainkan logika dan hukum. Juga menjungkirbalikkan akal sehat. Sadar atau tidak, sebagian media massa memang telah memberi panggung “pencucian dosa” bagi para koruptor itu. Sebuah pernyataan yang tepat, bisa dilihat bagaimana wajah-wajah “seperti tanpa dosa” ketika mereka tampil di televisi, seakan tidak ada kesalahan yang dilakukannya. Padahal ratusan juta, milyaran, bahkan sampai triliunan rupiah uang negara yang notabene merupakan uang rakyat “ditilepnya” melalui berbagai proses “sim salabim”.
korupsi komik
Perbuatan korupsi dapat dikategorikan melalui berbagai tindakan, yaitu : “perbuatan curang (fraud), penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan (conflict of interest), gratifikasi, suap menyuap, pemerasan, mencoba atau membantu tindak korupsi serta melawan hukum dan kewenangan”. Tinggal kita berpikir, apakah ada diantaranya yang pernah kita lakukan.

Menurut Dr. MY, “Pertamina sebetulnya sudah punya modal yang lebih dari cukup untuk menangkal ini semua, yaitu tata nilai 6C”. Sambil berseloroh beliau bilang “semua Pekerja Pertamina akan masuk sorga jika dapat menerapkan tata nilai ini dengan baik dan sungguh-sungguh”.

Saya hanya bisa mengangguk dan mencoba mencari raut muka yang sepakat dari mereka yang hadir saat itu. Rasanya tidak sulit seandainya mulai dari top level manajemen, middle dan seterusnya di perusahaan ini komit dan menerapkannya secara konsisten. Cuma sayangnya bisa jadi itu baru dalam jargon. Kita lebih mementingkan keindahan dalam tampilan dan sering kali tidak peduli dengan isi yang sebenarnya. Kemasan dalam bentuk pencitraan membuat kita sering berpuas diri tanpa peduli dengan realita yang sesungguhnya.

Tidak dinafikan, pencitraan sangatlah diperlukan dalam dunia bisnis. Namun jangan sampai itu menina bobokan kita dalam tidur panjang hanya mengejar penghargaan semata. Janganlah terlalu lebar jurang yang disulap. Leave legacy tidak bisa dipaksakan. Dia adalah sesuatu yang alamiah dan ilmiah melalui bukti dan perbuatan. Pemimpin sejati akan meninggalkan legacy bagi generasi seterusnya.

Melalui tugasnya yang mulia, kita berharap PPATK dapat mencegah dan memberantas korupsi serta tindakan pencucian uang. Dalam kerjanya mereka memanfaatkan pendekatan penelusuran harta kekayaan hasil kejahatan (follow the money) dalam mencegah dan memerangi kejahatan melalui upaya preventif “analisis strategis dan seleksi pejabat strategis”, deteksi “identifikasi dan analisis transaksi keuangan mencurigakan” dan represif “penelusuran asset pelaku kejahatan”.

Ada hal menarik yang diucapkan oleh Dr. MY, khususnya terkait tindakan preventif. Menurut beliau inilah yang seharusnya dikedepankan dengan melakukan seleksi secara ketat terhadap para pejabat yang akan menduduki jabatan strategis. Kekayaan yang dimiliki harus dapat ditelusuri dan diinformasikan secara transparan. Track record dari sisi transaksi dan kekayaan  para calon tersebut ditelusuri oleh PPATK. Menurut beliau hal ini sudah diterapkan untuk seleksi Gubernur BI. Kebersihan seseorang setidaknya tergambarkan disini.

Disini saya tercenung, akankah hal ini bisa diterapkan di Pertamina…??? Setidakya untuk jajaran Direksi, dan jika perlu sampai dengan level VP. Sesuatu yang menjanjikan menurut saya jika kita “bangsa ini” ingin mendapatkan pemimpin yang bersih “clean” & amanah serta menjadi role model sejati bagi seluruh pekerjanya. Ruarrr biasa…

korupsi komik”Paradigma baru yang berkembang saat ini dalam rangka memberantas kejahatan adalah melalui pengungkapan perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan mengungkap kejahatan pelaku dan merampas harta hasil kejahatannya” lanjut Dr. MY lagi.

Pencucian uang dikenal sebagai upaya untuk mengaburkan asal usul Harta Kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga Harta Kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yg sah. Proses pencucian uang dikenal dalam 3 bentuk, yaitu : placement “penempatan hasil kejahatan ke dalam system keuangan”, layering “memindahkan atau mengubah bentuk dana melalui transaksi keuangan yang kompleks dalam rangka mempersulit pelacakan (audit trail) asal usul dana” dan integration “mengembalikan dana yang telah tampak sah kepada pemiliknya sehingga dapat digunakan dengan aman”.

PPATK menurut saya sudah profesional dan cukup canggih dalam memberikan umpan kepada institusi penegak hukum. Namun sayangnya umpan tersebut belum sepenuhnya ditindak lanjuti secara optimal dan profesional oleh institusi-institusi terkait tersebut. Jika kolaborasi ini dapat dimainkan secara efektif, akan luar biasa hasil yang diperoleh. Dan stigma negara/bangsa ini sebagai sarangnya koruptor secara perlahan dapat dikikis.
Penutup

Dr. MY menyamakan kejahatan korupsi sama dengan kejahatan kemanusiaan karena dapat menyengsarakan bahkan membunuh banyak orang.

Beliau menambahkan lagi, para pelaku tersebut sebetulnya ibarat orang sakit jiwa. Semakin dilakukan semakin ketagihan dan selalu merasa kurang. Bahkan seringkali mereka tidak menyadari apa yang sebetulnya diperbuat. Mereka tidak ingat umur, tidak ingat penyakit yang semakin memberikan banyak pantangan dalam pola hidup/makannya. Yang lebih parah lagi mereka tidak ingat kemana hidup ini akan berakhir.

Yang mereka tahu hidup sesuka hati dan sesenang-senangnya.

Kita sering kali juga tidak paham kehidupan seperti apa sesungguhnya yang mereka jalani. Sering kali kita hanya menilai dari phisik luarnya saja. Padahal banyak testimoni yang dapat diungkap dari orang-orang seperti ini. Kebahagiaan yang mereka rasakan seringkali semu. Hidup mereka rasakan tidak aman dan tidak tenteram. Banyak pikiran yang selalu menghantui dan membuat mereka cemas. Uang panas semakin membuat mereka menjauh dari Tuhan YME ”Sang Pencipta dan Maha segalanya”.

Jadi… ini adalah sebuah pilihan. Mau dibawa kemana badan, istri dan anak-anak kita nantinya setelah kita menyelesaikan kontrak hidup di dunia ini. Umur sebagai modal awal bisnis kita apakah mau dihabiskan begitu saja tanpa makna yang berarti. Mari kita selamatkan keluarga, ”perusahaan tercinta” dan negara ini dari kebocoran ”para pencoleng”. Pedulilah… mari kita peduli bahwa apa yang mereka ambil itu juga adalah milik kita. Jangan biarkan mereka melakukan tindakan fraud, menjarah dan merampas harta perusahaan.

Jika kebocoran (& in-efisiensi) ini dapat diselamatkan, rasanya target pencapaian Rp 50 Trilyun laba bersih perusahaan tidak harus menunggu sampai tahun 2015. Semoga…  (*penulis saat ini sedang menyelesaikan program Magister Hukum)

You may also like

1 comment

“Clean” itu Simpel Ndak ya…? | The Home of Firdaus Bambang Saputra January 13, 2015 - 10:02 am

[…] tulisan saya sebelumnya, seperti “Masih Ada Manusia Putih, Dapatkan Tiket Keliling Indonesia dan Pesan Mendalam Ketua PPATK”. Jika tidak atau belum pernah membacanya, dapat dilihat di link tersebut. Mudah-mudahan pesan […]

Reply

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: