Super Fast Track

by firdausbambang
super fast track

“Wow super fast track, loncat berapa PRL tuch”, celotehnya sambil tertawa. “Tunggu nasib ajalah, siapa tahu kebagian”, celetuk yang lainnya. “pantes aja, dia kan manut doank”, ucap kawan satunya. “Betul-betul mengabaikan nurani, pengalaman, kompetensi & kesempatan”, kata yang lainnya lagi. “ada Senior yang bilang, dulu dia Asisten Manager saya, sekarang Direktur saya di Subholding”, timpal Pekerja lainnya. Suka tidak suka, tergelitik juga Penulis mendengar sindiran-sindiran tersebut. Intip punya intip, ternyata kegundahan itu muncul karena situasi yang terjadi saat ini.

Penasaran… Sudah cukup lama pena ini digantung, ingin rasanya meneruskan kebiasaan lama “menjadi pemerhati masalah sosial, manajemen, dll seperti dulu lagi hehehe…”.

Good leader

Untuk mereka yang diberikan kesempatan fast track itu hal yang wajar sebetulnya. Namun tentunya dengan catatan dan persyaratan ketat, tidak hanya dari segi kompetensi tapi juga diperlukan kematangan dan aspek integritasnya yang tidak bisa ditawar. Apa lagi jika hanya berlandaskan like & dislike. Yang tidak kalah penting jika prosesnya tunjuk langsung tentunya harus ada pengakuan secara 360° dari organisasi/lingkungannya. Karena jika tidak, bisa muncul suara-suara miring seperti, “kok dia sich, emang hebatnya apa”, “kemampuannya cuma segitu, kok bisa dia yang ditunjuk, kan masih banyak yang lebih kompeten”, “ouhh… pantes aja, dia kan dekat dengan si anu”, “tunggu aja kehancurannya jika jabatan kunci diserahkan ke yang bukan ahlinya”, “track record-nya kan punya sisi gelap”, dan masih banyak lagi gumaman sinis lainnya.

Ini harus menjadi perhatian serius Manajemen. Tidak bisa dianggap remeh. Karena jika salah kelola akan sangat berbahaya bagi kelangsungan organisasi. Mereka melihat seolah ini sesuatu yang hebat “terobosan baru”, tapi bila tidak dapat dibuktikan ini akan menjadi kesalahan besar.  Yang ada malah Manajemen akan memetik buah ketidakpercayaan dari Pekerja akibat tindakan ini. Ini fatal…! Tidak saja sebagai pertaruhan yang mahal harganya, tapi manajemen sudah menciptakan jurang kehancuran bagi organisasi yang dipimpinnya.

Jika mau fair, ada konsep sederhana untuk mencari dan menciptakan pemimpin yang handal. Termasuk jika mau dilakukan fast track seperti ini. Beberapa kali pernah Penulis utarakan dibeberapa kesempatan. Cukup sederhana cara memperolehnya.

Pertama, buka penawaran (atau IJP) untuk sebuah jabatan yang kosong. Katakanlah misalnya SVP Bisnis. Umumkan secara terbuka dengan persyaratan/kriteria yang tidak terlalu njelimet, sehingga semua orang bisa mengukur diri dan kemampuan untuk mengisi jabatan tersebut.

Kedua, bagi yang merasa mampu silahkan mendaftar. Ini terbuka untuk siapapun dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Tapi ingat, pendaftaran ini memiliki konsekuensi. Dimana jika nanti si Pendaftar tidak lolos (gagal) dalam seleksi, dia tidak boleh mengikuti tawaran jabatan untuk 3 (tiga) kali kesempatan kedepan jika ada penawaran berikutnya. Jadi ini merupakan KONSEKUENSI PERTAMA untuk mereka yang ingin mencoba kemampuannya, sehingga tidak semua orang suka-sukanya ikut mendaftar karena ada konsekuensi yang dia harus tanggung jika gagal dalam seleksi ini.

Ketiga, setiap pelamar akan diuji dalam sebuah panel yang terdiri dari mereka yang paham akan jabatan tersebut. Tidak menutup kemungkinan melibatkan dari eksternal yang professional dibidang tersebut. Pelamar akan diuji Visi, Misi, action plan dan target yang akan dicapai serta hal spesifik lainnya terkait dengan jabatan tersebut. Jadi bukan sekedar sandiwara yang sudah ada jagonya, sedangkan yang lain hanya jadi pendamping seperti yang sering kita dengar. Misalnya seperti target, Pelamar menyebutkan bahwa dia akan mewujudkan target tersebut dalam 1 (satu) tahun. Disini panel bisa menilai & menolak secara tegas, “Wah… kalau 1 (satu) tahun enak sekali cara anda bekerja. Saya minta anda bisa merealisasikannya dalam waktu 6 (enam) bulan”. Jika Pelamar setuju, berarti deal dan Ybs lolos dari seleksi ini. Jika Pelamar tidak sanggup, berarti dia gagal dan harus menerima konsekuensi seperti ketentuan saringan pertama di atas.

Keempat, bagi Pelamar yg lulus, dia harus mewujudkan target yang sudah dijanjikan. Segala daya upaya dia harus lakukan karena ada konsekuensi serius, dimana jika Ybs gagal, tamatlah sudah karirnya. Dia akan kembali ke jabatan awal dan karirnya mentok disitu selamanya. Ini merupakan KONSEKUENSI KEDUA. Dengan konsekuensi seperti ini, Ybs tentu akan mempertaruhkan segala kemampuannya untuk mewujudkan target tsb. Bisa jadi 24 jam dia akan gunakan untuk mewujudkan target ini. Para follower terbaikpun akan ditarik ke dalam gerbong ini. Dengan kondisi ini, secara alamiah akan terjadi seleksi alam bahwa mereka yang perform saja yang akan masuk dalam gerbong para pemimpin handal, sedangkan mereka yang tidak perform akan tersisih dengan sendirinya.

Dengan cara ini bukan berarti kita kejam atau berlaku tidak adil. Tapi justru sistim ini akan menjadi daya dorong bagi semua Pekerja untuk mampu menjadi yang terbaik. Akan tercipta iklim adu hebat diantara Pekerja dalam tataran positif. Tidak PGPS dan fair hehehe…

Empowering leader
(sumber: tipsmake.com)

Ingat… Pesan utamanya mereka yang kelihatan pintar bukan berarti good leader. Jangan sampai Manajemen salah dalam pengambilan keputusan yang berakibat kerugian yang harus ditanggung oleh Perusahaan. Jangan sampai mereka yang mendapat durian runtuh ini duduk santai tanpa beban dan target yang jelas. Sehingga bekerja juga apa adanya. Terlanjur sudah dapat kursi empuk. Tidak ada greget. Saat tidak tercapaipun atau hasilnya biasa-biasa saja, Manajemen berlaku permisif dan tidak ada pertanggung jawaban yang tegas. Dalam pengambilan keputusan pun sangat bergantung dengan departemen lain, tidak take a risk dan lamban yang mencerminkan gaya seorang bossy “bukan leader”. Apalagi bicara visioner, jauh panggang dari api hehehe…

Konsep pemimpin menurut Penulis sangat sederhana. Masih terngiang dengan jelas waktu jaman kuliah mengikuti latihan kepemimpinan.

Boss vs Leader
(sumber: tipsmake.com)

What’s a leader…!

A leader is one who…

Knows the way , shows the way and goes the way… (fbs – 9 Agts 2020)

You may also like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: