Wajah Investigator

by firdausbambang
wajah investigator

”Hiiii… amit-amit dech diperiksa oleh Investigator” kata sebagian Pekerja. Situasi ini bagaikan momok bagi banyak orang. Tapi, apakah mereka begitu mengenal apa itu Investigator…?

Mereka yang sudah paham pun sering kali salah mempersepsikan, apa itu Investigator? Akan menjadi wajar jika memang dia betul-betul tidak tahu. Apa memang sulit untuk menjelaskannya? Rasanya juga tidak! Secara sederhana, dari maknanya pasti kita segera bisa paham apa itu Investigator dan apa tugasnya? Orang awam bilang, ”yang pasti melakukan investigasi”.

Investigasi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu penyelidikan yang berlandaskan pada hukum dan rasa keadilan untuk mencari kebenaran dengan tingkat kebenaran yang tinggi (high level of assurance) dari suatu kasus. Dalam melakukan investigasi, Investigator harus melakukan penilaian secara obyektif atas suatu transaksi, kejadian, tindakan untuk menentukan apakah terdapat pelanggaran/penyimpangan terhadap ketentuan dan peraturan berlaku serta menentukan pihak yang bertanggung jawab.

Keberadaan Investigator ada yang mengibaratkan bagai seorang agen spionase. Senior saya bilang sosok Investigator itu sering dinilai ”berhasil tidak dipuji – gagal dicaci maki – hilang tidak dicari – mati tidak diakui”. Waw… betul-betul miris dan memprihatinkan mendengarnya. ”Macam prajurit tempur saja” kata orang Melayu. Namun, apakah memang seperti itu stigmanya.

Realitanya tidaklah sesadis itu. Namun fenomena persepsi seperti itu mungkin ada. Khususnya dari orang yang tidak paham apa itu Investigator, atau dari pihak yang memang selama ini punya vested interest dan mereka yang terusik dengan akal bulus permainan fraud-nya selama ini. Namun memang dalam beberapa penugasan sering kali mereka menghadapi tekanan ataupun ancaman. Untuk lebih jelasnya, coba saja anda ajak bicara ”dari hati ke hati” seorang Investigator. Seperti apa sebetulnya dunia mereka…?

Untuk mengetahui kompetensinya, dari beberapa referensi yang saya dapatkan, seorang Investigator atau Auditor Investigatif haruslah memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan auditor biasa, mengerti lebih banyak bidang keilmuan, misalnya operasional (bisnis), keuangan, hukum, teknologi, dan lainnya sehingga mampu mengungkap kasus secara komprehensif tanpa ada pihak yang dirugikan. Auditor investigatif layaknya gabungan dari seorang akuntan, pengacara, dan detektif serta sudah memiliki pengalaman yang cukup sebagai Auditor.

Audit investigasi adalah sebuah pekerjaan profesional atau expert works. Oleh karena itu, seorang Auditor Investigatif harus mempunyai pengetahuan yang cukup, memiliki integritas yang tinggi, gigih & ulet, berani (tegas), diakui kecakapannya dan sebaiknya mengantongi CFE (Certified Fraud Examiner). Jadi… seorang Investigator haruslah piawai dibidangnya.

Bila dia tidak punya pengetahuan dan pengalaman yang cukup, sang Investigator lebih baik mundur, karena jika dipaksa untuk meng-investigasi, ada kemungkinan hasilnya tidak akan maksimal serta bisa jadi dia akan goyah dan akhirnya “dibeli” oleh orang yang di-investigasi dan/atau di-intervensi oleh para pihak yang punya kepentingan.

Untuk mendapatkan hasil investigasi yang maksimal, seorang Investigator harus juga menguasai beberapa teknik investigasi, antara lain:

  1. Teknik wawancara, khususnya saat menggali informasi terhadap orang-orang yang diduga memiliki info yang dibutuhkan oleh Investigator.
  2. Teknik persuasi untuk mendapatkan informasi, atau menggunakan berbagai strategi lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
  3. Teknik penyamaran atau teknik penyadapan (di Perusahaan kita “khususnya penyadapan” hal ini belum memungkinkan. Bahkan dalam beberapa praktek diluar yang belum lazim di kita seperti penyamaran, penguntitan, penyadapan, interograsi, penelusuran transaksi perbankan adalah beberapa dari teknik yang tidak ditemukan dalam audit umum/biasa).
  4. Mengerti bahasa tubuh, dalam membaca posisi si Auditee, apakah bohong atau jujur dalam memberikan informasi.
  5. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan bantuan software, seperti CAAT (computer assisted audit tools) dll.

Seorang Investigator setidaknya memiliki 5 hal, yaitu “rasa curiga yang besar, rasa ingin tahu yang besar, daya analisa yang kuat, logika yang bagus terhadap kasus yang ditangani dan tidak cepat putus asa”. Jadi jangan aneh jika kita melihat seorang Investigator memiliki rasa curiga dan keinginan tahuan yang tinggi. Justru sikap inilah yang akan men-drive dan memacu mereka untuk dapat mengungkap dan membuktikan apa yang menjadi fokus investigasi.

Untuk menjaga obyektivitas, independensi dan opini negatif, mereka terikat etika untuk tidak bebas berhubungan dengan pihak yang bermasalah. Mereka terbuka dengan masukan namun alergi dengan intervensi.

Karena tugas dan tanggung jawabnya mengungkap kasus, menjadi sangat wajar jika image Investigator sangat berbeda dengan auditor biasa, “khususnya dari mereka yang punya masalah fraud”. Ini sangat manusiawi, terlebih jika kasusnya dan/atau sohib/kenalannya diungkap oleh Investigator.

Investigator

Joke Investigator

Kadang mereka gundah mengingat bisa jadi banyak orang yang tidak suka dengan cara kerja mereka. Saya hanya bilang, ”yang penting tetap elegan, jaga integritas, selalu profesional dan berikan keadilan”. Wajar jika ada yang tidak suka, apalagi saat boroknya bisa ditemukan dan dibuktikan.

Hanya ada 2 cara untuk membuat orang senang kepada Investigator kata saya dengan serius :

Pertama, saat orang yang bermasalah dapat dibuktikan fraud-nya. Kumpulkan mereka. Kemudian sampaikan, “Bapak/Ibu, kami sudah dapat buktikan unsur niat dan kesengajaan yang Bapak/Ibu lakukan. Namun tenang… kami akan amankan dan tutup masalah ini sehingga Bapak/Ibu tidak akan dikenakan sanksi apapun”.

Kedua, kita berharap saat pihak yang bermasalah ditanyakan keterlibatan mereka dalam salah satu kasus. Mereka dengan enteng dan bangganya memberikan informasi, “waduhhh… saya sangat senang sekali dipanggil oleh Investigator. Ini yang saya tunggu dari dulu. Saya memang terlibat langsung pak, sayalah aktornya. Saya lakukan itu pada tanggal dan jam sekian dengan cara bla bla bla. Yang terlibat selain saya adalah si anu & anu. Terimakasih banyak Bapak Investigator, sekarang beban saya berkurang, hati saya menjadi senang dan dada saya plong. Saya siap dihukum dan tolong berikan hukuman yang setimpal kepada saya”.

He he he… ruarrrr biasa… cap 2 jempol jika itu ada.

Penutup

Setelah mengenal wajah Investigator, mudah-mudahan kita dapat menjadi maklum dengan sikap dan watak mereka. Pada intinya mereka hanya menjalankan tugas dan ingin tampil profesional. Mereka menerima gaji, dan untuk amanah profesi itulah mereka harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh integritas. Tujuan mereka semata mengabdi dengan niat yang bersih dan dengan harapan semoga bernilai ibadah dihadapan Tuhan YME.

Beberapa hal yang menarik dari mereka, pertama, dengan beban yang tidak ringan dan pressure yang cukup tinggi, mereka mengaku selalu bersemangat, gigih dan tetap have fun. Tawa mereka selalu meledak disaat-saat santai. ”Kami hanya membutuhkan bagaimana kekompakan dan integritas dalam Tim terjaga serta yang paling utama kenyamanan suasana dalam bekerja” kata mereka.

Kedua, diluar dugaan, menurut mereka… ternyata sangat banyak yang berminat untuk bergabung di Tim Investigasi. Alasannya sangat sederhana. ”Kami butuh kejelasan dalam bekerja, hasilnya tidak nerawang dan dirasakan impact-nya”, kata beberapa rekan. Dalam hati saya berkata, mereka yang masuk ke Pertamina atau Internal Audit jelas sudah melewati saringan yang ketat. Mereka orang pilihan. InsyaAllah jika mereka ditempat yang benar dan dengan orang yang tepat, mereka pasti jadi orang ”pekerja profesional” yang akan mengawal Perusahaan ini dalam mewujudkan Visi & Misinya.

Ketiga, rupanya mereka punya tuntutan yang secara tegas & serius dinyatakan, ”kami butuh role model, pemimpin (leadership) yang berintegritas dan selaras ucapan dengan tindakan”. ”Kami butuh kejelasan dalam bersikap dan kebebasan menyampaikan pendapat” lanjut yang lainnya. ”Challenge dari atasan, keterbukaan dan sikap kritis selalu menjadi santapan harian yang mendewasakan” menurut mereka lagi.

Mudah-mudahan dengan mengenal wajah Investigator kita akan tahu bahwa mereka adalah Pekerja biasa juga. Mereka hanya menjalankan tugas sesuai dengan amanah yang mereka emban dengan cara-cara yang professional. Mereka hanya ingin berkontribusi sesuai perannya dalam rangka mengawal roda bisnis Perusahaan dari tangan-tangan jahil (fraudster) yang selalu merongrong dan menggerogoti Perusahaan. Mereka sangat mendambakan tugas-tugas investigasi kedepan semakin berkurang. Artinya kasus fraud sudah semakin minim yang berarti Manajemen sukses dalam membasmi dan memitigasi risiko terjadinya fraud. Untuk itu, dibutuhkan role model sejati, mulai dari Top Level Manajemen sampai ke bawah “tone at the top”. Butuh ketegasan. Bukan hanya sekedar komat kamit, tapi betul-betul komit dan konsisten dalam ber-GCG. Jauh dari perbuatan fraud. Selaras antara ucapan dan tindakan (tidak “muna” kata Pekerja muda). Jika ini bisa diwujudkan, Bravo WC-EC for Pertamina. (* penulis saat ini sedang menyelesaikan program Magister Hukum)

You may also like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: